Kamis, 03 November 2011

kembalilah kepada orang tuamu

dengan wajah berseri-seri dan sangat gembira seorang lelaki datang menghadap Nabi Saw. hendak berbaiat kepadanya untuk berjihad perang di jalan Allah. ternyata Rosullulah Saw yang mengetahui hal-hal tersembunyi itu justru bertanya kepadanya, "adakah diantara kedua orang tuamu yang masih hidup?"

lelaki itu menjawab, "keduanya masih hidup wahai Rosullulah,"

dengan demikian Rosullulah Saw mengembalikan anak itu kepada orang tuanya. untuk mengembalikan senyum mereka yang telah mengering dari bibirnya dan menghapus air mata yang mengalir di pipinya karena telah ditinggal anaknya.

dari sini lelaki itu menyadari betapa besar kasih sayang dan rahmat Rosullulah Saw. beliau tidak begitu saja mengabulkan permintaan lelaki itu demi kepentingan jihad yang ada di depan matanya karena beliau sedang mengatur keberangkatan pasukan. kebijaksanaan dalam memutuskan masalah disini menyadarkan orang bahwa menghormati kedua orang tua lebih didahulukan dibandingkan jihad, haji, dan umrah. sekiranya Nabi kita mau memberangkatkan lelaki itu ke medan jihad tentu sudah beliau lakukan, akan tetai beliau Saw lebih memilih kebahagiaan orang tuanya di banding semangat sang mujahid.

Minggu, 18 September 2011

ia putrimu wahai amirul mukminin

zainab binti ali bin abi thalib suatu ketika ingin sekedar berdandan dengan memakai baju dan perhiasan. di baitul mal terdapat kalung dari mutiara yang mahal harganya. zainab menemui ibnu abi rafi', kepala baitul mal, untuk meminjam kalung mutiara itu untuk dipakai di hari raya selama tiga hari. setelah itu nanti akan dikembalikan lagi. ibnu abi rafi' tidak keberatan dengan hal itu. kalung pun diberikan kepada zainab. ketika zainab dalam keadaan berdandan dengan kalung itu, ayahnya mengetahui. sontak wajahnya memerah menahan marah, sembari bertanya dengan membentak kepada zainab. "dari mana kalung ini?, siapa yang memberimu?"

sambil menahan rasa takut yang sangat zaenab menjawab, "saya ambil dari ibnu abi rafi', untuk ku pakai di hari raya selema tiga hari, nanti aku kembalikan."

maka ali yang adil dan bijak mengutus pegawainya untuk memanggil  ibnu abi rafi', tatkala ibnu abi rafi' talah berada di hadapannya, dengan geram ia bertanya, "siapa yang menyuruhmu memberikan kalung ini kepada putriku, dengan mengkhususkannya dari anak-anak perempuan kaum muslimin? apakah memang engkau  telah mendapatkan perintah dari kaum muslimin untuk membelanjakan hak mereka sekehendakmu?"

"tapi itu adalah putrimu wahai amirul mukmini!" jawab ibnu abi rafi' lembut.

namun kata-kata lembut ini tidak meredam kemarahan ali. ia tetep tidak berkenan dangan maksud baik ibnu abi rafi'. ia berkata, "apakah putriku dapat meringankan siksa Allah padaku, dapat memikul dosa-dosaku di hari kiamat nanti?"

"tentu tidak wahai amirul mukminin," jawab ibnu abi rafi'.

"karena itu ambil sekarng kalung itu darinya dan kembalikan ke baitul mal segera. jangan lagi mengulang perbuatanmu itu untuk kedua kali, agar tidak kena sanksiku." ancam khalifah.

ibnu abi rafi' pun mengambilnya dan seketika mengembalikannya ke baitul mal.

jika fatimah binti muhammad mencuri pasti ku potong tangannya

dari aisyah r.a. berkata, bahwa orang-orang quaris di kejutkan oleh perempuan makhzumiah yang mencuri pada saat fathu makkah. orang-orang berkata, "siapa yang bisa berbicara dengan Rosullulah tentang urusannya (meminta dispensasi)?"

 yang lain berkata, "siapa lagi yang berani melakukan ini kecuali usamah bin zaid, kekasih Rosullulah."

maka usamah bin zaid pun menghadap Rosullulah Saw dengan membawa perempuan itu. seketika itu berubahlah wajah Rosullulah Saw karena murka. Ia bersabda, "apakah engkau meminta dispensasi untuk sanksi dari Allah?"

"maafkanlah aku wahai Rosulllulah," pinta usamah.

tatkala waktu isya tiba, Rosullulah Saw berkhutbah. setelah memuji Allah beliau berkata, "amma ba'du. ada pun binasanya orang-orang sebelum kalian adalah, tatkala orang-orang terhormat di antara mereka mencuri, mereka membiarkannya, namun ketika orang-orang lemah di antara mereka melakukannya, sanksi segera dijatuhkan. adapun saya, demi Dzat yang jiwaku ada di Tangan-Nya, jika fatimah binti muhammad mencuri pasti akan ku potong tangannya."

sesungguhnya Allah telah mengampuni si pendosa

dari ibnu umar r.a. ia berkata bahwa dirinya mendengar Rosullulah Saw bersabda:

seorang lelaki pendosa dari kalangan bani israel tidak henti-hentinya berbuat maksiat. suatu ketika datanglah seorang perempuan kepadanya. si pendosa memberikan enam puluh dinar untuk dapat berzina kepadanya. tatkala lelaki sudah berada dalam posisi diatas perempuan untuk melakukan perbuatan zina, perempuan itu tiba-tiba menangis dengan gemetaran.

"mengapa engkau menangis, apakah engkau tidak suka?" tanya si lelaki.


"bukun itu, apa yang ku lakukan ini sebenarnya terpaksa, karena aku membutuhkan uang."

"apakah engkau tidak pernah melakukannya sebelum ini?, jika begitu, pergi dan ambilah uang itu" jawab si pendosa.

"tidak demi Allah, aku tidak akan melakukan maksiat kepada Allah setelah ini." kata si perempuan.

si lelaki pendosa meninggal malam harinya, dan di pintunya tertulis, "Allah telah mengampuni si pendosa."

aku terkena sanksi eksekusilah

seorang perempuan dari juhainah, dalam keadaan hamil karena zina, menghadap Rosullulah Saw dan berkata, "aku terkena sanksi, eksekusilah!"

Rosullulah Saw memerintahkan kepada walinya untuk bersikap baik kepadanya hingga ia melahirkan bayinya, sehingga ketika ia melahirkan, dan usai masa nifas dan menyusui, Rosullulah memerintahkan untuk dilakukan rajam.

ketika Rosullulah Saw hendak menyalatkannya, umar berkata, "engkau menyalatinya wahai Rosullulah, padahal ia berbuat zina?"

Rosullulah Saw menjawab, "ia telah bertaubat, yang seandainya taubat itu ditimabang dengan tujuh puluh orang lelaki dari penduduk madinah, maka ia lebih berat.bagaimana tidak demikian padahal ia telah menyerahkan dirinya kepada Allah Swt."

aku takut akan dosaku

suatu ketika Rosullulah Saw. menjenguk seorang yang tengah menjalani sakaratulmaut.

"apa yang kau dapatkan?" tanya Rosul Saw.

"aku begitu merasa takut akan dosa-dosaku dan aku mengharap ralhmat dari tuhanku," jawab orang itu.

Rosullulah Saw bersabda, "tidak ada seorang hamba pun dalam keadaan sperti ini kecuali bahwa Allah pasti akan memberikan apa yang ia minta dan melindungi dari apa yang mereka takutkan.

mereka saling bersaudara antar sesamanya

umar bin khatab mengambil bungkusan berisi uang empat ratus dinar. ia berkata kepada utusannya, "pergilah kepada abu ubaidah bin jarah lalu serahkan ini padanya. tunggulah beberapa jenak di rumahnya hingga engkau melihat apa yang ia lakukan terhadap barang ini.

utusan itu pun berangkat, ia berkata kepada abu ubaidah, "amirul mukminin berkata kepadamu agar engkau menggunakan ini untuk sebagian kebutuhan hidupmu."

abu ubaidah berkata, "semoga Allah menyambungkan rahmat padanya." seketika  ia memanggil pelayan perempuannya , "wahai jariah, pergilah bersama uang tujuh dinar ini dan berikan kepada fulan, lalu yang lima dinar ini berikan kepada fulanah, lalu berikan yang lain kepada siapa saja hingga habis."

utusan umar pun pulang ia menceritakan kejadian ini kepadanya. lalu umar mengirim serupa untuk muadaz bin jabal dan memerintahkan agar juga melihat apa yang ia lakukan dengan pemberian itu. mu'ad melakukan seperti apa yang dilakukan oleh ubaidah bin jarah, namun istrinya memprotes, "kami, demi Allah, orang-orang miskin. berilah kami."

dalam bungkusan tidak tersisa kecuali dua dinar. diberikanlah dua dinar itu kepada istri mu'adz bin jabal.

ketika umar bin khatab mengetahui itu, ia bergembira sekali. ia berkata, "mereka saling bersaudara antar sesamanya.